Rabu, 29 Agustus 2012

PSSI: AFC Tidak Bisa Dibohongi


Direktur Media PSSI,
Tommy Rusihan Arief
mengatakan, AFC benar-benar
memantau kondisi
persepakbolaan Indonesia dan
berharap dualisme kompetisi terselesaikan. Buktinya,
konfederasi sepak bola Asia
tersebut mengirimkan surat
yang bertujuan membantu
upaya PSSI dalam
merealisasikannya. Dijelaskan Tommy, surat yang
tertulis dari Sekretaris Jenderal
AFC, Dato' Alex Soosay, tanggal
23 Agustus 2012, merupakan
bukti nyata bahwa AFC tidak
bisa dibohongi pihak manapun. "AFC memantau secara cermat
dan obyektif perkembangan
sepakbola di Indonesia. AFC juga
sudah tahu sepenuhnya
bahwa KPSI dan ISL sejak tahun
lalu terus melarang pemainnya untuk memperkuat Timnas,''
papar Tommy. Menurut Tommy, AFC secara
resmi sudah menyatakan
bahwa pelarangan pemain
untuk memperkuat Timnas
adalah pelanggaran sangat
serius terhadap isi MoU Kuala Lumpur, 7 Juni 2012 (is a very
serious contravention of the
MoU June 2012). "Semua orang tahu FIFA dengan
tegas tidak membenarkan
adanya larangan dari pihak
manapun terhadap pemain
untuk memperkuat Timnas. AFC
mencermati pelanggaran ini secara intensif, khususnya
sejak MoU ditandatangani. AFC
punya perangkat dan
kemampuan melihat
perkembangan. Tidak mungkin
AFC dibohongi dengan cara-cara murahan,'' jelas Tommy. Surat Sekjen AFC kepada Sekjen
PSSI Tri Goestoro, juga menjadi
penegasan ulang mengenai
legal standing PSSI sebagai
federasi sepak bola nasional
Indonesia. "Dalam surat tersebut, Sekjen AFC dengan
tegas menggunakan kalimat
Joint PSSI Committee. Ini
merupakan penegasan bahwa
Joint Committee adalah bagian
integral dari organisasi PSSI,'' jelas Tommy Arief. Lebih jauh menurut Tommy
Arief, upaya manipulasi dengan
mengkhayalkan seolah-olah
Joint Committee adalah badan di
luar PSSI, bahkan berhak
membentuk Timnas, terbantahkan dengan
sendirinya. "Upaya manipulasi yang
bersifat khayalan, lebih baik
dihentikan saja. Karena hanya
akan menjadi bahan tertawaan.
Itu tidak baik untuk
kehormatan sepak bola Indonesia," tegasnya. (esa/
end)