Rabu, 29 Agustus 2012

"Surat Balasan KPSI Campur Adukkan Fakta"


Surat balasan KPSI
pada AFC mendapat tanggapan
dari Widjajanto. CEO PT Liga
Prima Indonesia Sportindo
(LPIS) itu menyebut kalau surat
itu terlalu mencampur-adukkan fakta. Beberapa fakta dalam surat
yang ditandatangani La Nyalla Mahmud Mattalitti itu, menurut Widja telah menggeneralisir
fakta dan meniadakan urutan
fakta, waktu dan konteks
terhadap proses dualisme
sepakbola di Indonesia.
"Saya baru baca dari BB saja
surat KPSI dan coba download,
dari sini saya coba telusuri
setidaknya ada beberapa fakta
yang tercampur aduk," ujar
Widja dalam pesan Blackberry Messenger, Rabu (29/8)
. Ia menjelaskan mengenai
pelarangan pemain ISL ke
Timnas yang dulu pernah
dilakukan PSSI adalah sesuai
petunjuk FIFA. "Sebelum ada
MoU dan Task Force Indonesia pada medio Desember 2011,
seingat saya FIFA pernah
melarang keras adanya pemain
dari kompetisi ilegal untuk
memperkuat Timnas. Kondisi ini
tentu berbeda dengan fakta pasca MoU damai," lanjutnya. Pria asal Surabaya ini
beranggapan kalau KPSI juga
menggeneralisir tujuan dari
friendly matches yang tak lain
untuk memperbanyak jam
terbang Timnas Indonesia. "Tentu kita sepakat jika ini
kategori A International Match
yang di-sanctioned FIFA
tentunya lebih prioritas bagi
klub untuk me-release players-
nya gabung ke Timnas. Nah, fakta-fakta ini dijahit dan
dicampur-adukkan,"
tambahnya. (fjr/end)